Oxford University baru-baru ini mencantumkan nama peneliti asal Indonesia saat mengumumkan penemuan bunga Rafflesia hasseltii di Sijunjung, Sumatera Barat. Hal ini menjadi perhatian di kalangan netizen Indonesia, mengingat pada peluncuran awal mereka tidak menyebutkan nama-nama peneliti dari Indonesia.
Dalam unggahan terbarunya, Oxford University menegaskan bahwa penemuan Rafflesia hasseltii merupakan hasil kolaborasi antara Chris Thorogood dari Oxford Botanic Garden dan para pekerja konservasi lokal, yaitu Deki dan Iswandi. Mereka melakukan ekspedisi tersebut beberapa waktu lalu.
Oxford University menyebutkan kontribusi dari Joko Witono dari BRIN dan Agus Susatya dari Universitas Bengkulu yang sangat membantu dalam pelaksanaan ekspedisi ini. “Melihat bunga ini mekar merupakan pencapaian tim yang luar biasa,” demikian pernyataan mereka.
Dalam video yang dibagikan, Oxford juga menampilkan foto-foto peneliti BRIN dan Universitas Bengkulu, serta foto Deki yang berperan penting dalam ekspedisi ini.
Selanjutnya, Oxford University menyampaikan terima kasih kepada ahli lokal yang juga berperan dalam kesuksesan perjalanan tersebut. Mereka berterima kasih kepada Agung Wahyu, Jagek Fernandess, dan anggota dari Komunitas Peduli Puspa Langka, serta warga setempat yang turut serta membantu.
Ekspedisi ini merupakan bagian dari Komunitas untuk Konservasi dan Penelitian Rafflesia (CCRR) yang sudah dibentuk sejak tahun 2022, mencakup berbagai ahli biologi, rimbawan, peneliti, dan praktisi dari seluruh dunia yang fokus pada penelitian Rafflesia.
Respons Positif dari Netizen
Sebelumnya, ketidakadaan penyebutan nama peneliti Indonesia antara lain mendapatkan reaksi dari netizen, termasuk Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, yang meminta agar kontribusi peneliti Indonesia ditonjolkan. Ia menyebutkan pentingnya menyebutkan nama-nama mereka seperti Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi.
Peneliti BRIN Berbicara Tentang Penemuan
Joko Ridho Witono dari BRIN membagi pengalamannya setelah penemuan Rafflesia hasseltii. Ia menjelaskan bahwa penemuan ini semakin menguatkan posisi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia, dengan 16 jenis yang telah teridentifikasi. Tim BRIN telah mengumpulkan 13 sampel untuk analisis DNA, yang bertujuan untuk konservasi bunga ini di habitat aslinya.
Menurut Joko, kegiatan ini adalah bagian dari upaya untuk memahami hubungan genetik antar jenis Rafflesia dan memastikan keberlanjutan konservasi di habitat asli mereka.







